Selasa, 20 Desember 2011

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN


KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Methpde Al-Qur’an dalam menyampaikan komunikasi yang efektif  Al-Quran memberikan enam prinsip atau model dalam berkomunikasi dengan orang lain, yaitu:
1. Qaulan Sadida (QS. An-Nisa ayat 9, Al-Ahzab ayat 70)
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. An-Nisa: 9)
Perkataan Qaulan Sadida diungkapkan Al-Quran dalam konteks pembicaraan mengenai wasiat. Menurut beberapa ahli tafsir seperti Hamka, At-Thabari, Al- Baghawi, Al-Maraghi dan Al-Buruswi bahwa Qaulan Sadida dari segi konteks ayat mengandung makna kekuatiran dan kecemasan seorang pemberi wasiat terhadap anak-anaknya yang digambarkan dalam bentuk ucapan-ucapan yang lemah lembut (halus), jelas, jujur, tepat, baik, dan adil. Lemah lembut artinya cara penyampaian menggambarkan kasih sayang yang diungkapkan dengan kata-kata yang lemah lembut. Jelas mengandung arti terang sehingga ucapan itu tak ada penapsiran lain. Jujur artinya transparan, apa adanya, tak ada yang disembunyikan.
Tepat artinya kena sasaran, sesuai yang ingin dicapai, dan sesuai pula dengan situasi dan kondisi. Baik sesuai dengan nilai-nilai, naik nilai moral-masyarakat maupun ilahiyah. Sedangkan adil mengandung arti isi pembicaraan sesuai dengan kemestiannya, tidak berat sebelah atau memihak.
2. Qaulan Ma’rufa(QS An-Nisa ayat 5dan8, QS Al-Baqarah ayat 235, QS Al-Anfal ayat 32)
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum Sempurna akalnya[268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik”. (QS. Annisaa: 5)
Secara bahasa arti ma’rufa adalah baik dan diterima oleh nilai-nilai yang berlaku di masyarakat (Shihab, 1998:125). Ucapan yang baik adalah ucapan yang diterima sebagai sesuatu yang baik dalam pandangan masyarakat lingkungan penutur.
Dengan kata lain menurut beberapa ahli baik ahli tafsir seperti Hamka dan Al-Buruswi maupun pendapat ahli lainnya bahwa qaulan ma’rufa mengandung arti perkataan yang baik, yaitu perkataan yang sopan, halus, indah, benar, penuh penghargaan, dan menyenangkan, serta sesuai dengan kaidah dan hukum dan logika.
3. Qaulan Baligha (QS An-Nisa ayat 63)
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”. (QS. Annisaa: 63)
Qaulan Baligha diartikan sebagai pembicaraan yang fasih atau tepat, jelas maknanya, terang, serta tepat mengungkapkan apa yang dikehendakinya atau juga dapat diartikan sebagai ucapan yang benar dari segi kata. Dan apabila dilihat dari segi sasaran atau ranah yang disentuhnya dapat diartikan sebagai ucapan yang efektif.
4. Qaulan Maysura (QS Al-Isra ayat 28)
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas”. (QS. Al-Isra: 28)
Dalam Terjemahan Departemen Agama, ditafsirkan apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang tersebut dalam ayat 26, Maka Katakanlah kepada mereka perkataan yang baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka belum mendapat bantuan dari kamu. dalam pada itu kamu berusaha untuk mendapat rezki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan kepada mereka hak-hak mereka.
Menurut bahasa qaulan maysura artinya perkataan yang mudah. Adapun para ahli tafsir seperti At-Thabari dan Hamka mengartikan bahwa qaulan maysura sebagai ucapan yang membuat orang lain merasa mudah, bernada lunak, indah, menyenangkan, halus, lemah lembut dan bagus, serta memberikan rasa optimis bagi orang yang diajak bicara. Mudah artinya bahasanya komunikatif sehingga dapat dimengerti dan berisi kata-kata yang mendorong orang lain untuk tetap mempunyai harapan. Ucapan yang lunak adalah ucapan yang menggunakan ungkapan dan diucapkan dengan pantas atau layak. Sedangkan yang lemah lembut adalah ucapan yang baik dan halus sehingga tidak membuat orang lain kecewa tau tersinggung.
5. Qaulan Layyina (QS Thaha ayat 20)
“Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, Maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat”. (QS Thaha ayat 20)
Qaulan layyina dari segi bahasa berarti perkataan yang lemah lembut. Secara lebih jelas bahwa qaulan layyina adalah ucapan baik yang dilakukan dengan lemah lembut sehingga dapat menyentuh hati yang diajak bicara. Ucapan yang lemah lembut dimulai dari dorongan dan suasana hati orang yang berbicara. Apabila berbicara dengan hati yang tulus dan memandang orang yang diajak bicara sebagai saudara yang dicintai, maka akan lahir ucapan yang bernada lemah lembut.
Dengan kelemahlembutan itu maka akan terjadi sebuah komunikasi yang akan berdampak pada tercerapnya isi ucapan oleh orang yang diajak bicara sehingga akan terjadi tak hanya sampainya informasi tetapi jua akan berubahnya pandangan, sikap dan prilaku orang yang diajak bicara.

6. Qaulan Karima (QS Al-Isra ayat 23)

Dari segi bahasa qaulan karima berarti perkatan mulia. Perkataan yang mulia adalah perkataan yang memberi penghargaan dan penghormatan kepada orang yang diajak bicara.
“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (QS. Al-Isra: 23)
Dalam hal ini bisa juga diartikan mengucapkan kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Dari sekian pengertian di atas, maka ciri bahasa santun menurut enam prinsip adalah ucapan yang memiliki nilai: 1) kebenaran, 2) kejujuran, 3) keadilan, 4) kebaikan, 5) lurus, 6) halus, 7) sopan, 8)pantas, 9) penghargaan, 10) khidmat, 11) optimis, 12) indah, 13) menyenangkan, 14) logis, 15) fasih, 16) terang, 17) tepat, 18) menyentuh hati, 19) selaras, 20) mengesankan, 21) tenang, 22) efektif, 23) lunak, 24) dermawan, 25) lemah lembut, 26) rendah hati.
Lebih lanjut apabila kita tinjau dari segi derajatnya, maka akan kita urutkan menjadi karima atau mulia, ma’rufa atau baik, layyina atau lemah lembut, baligha atau tepat, maysura atau mudah, dan sadida atau benar
.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas. Maka pemakalah dapat menarik kesimpulan, yakni:
a.  Model komunikasi dalam  pandangan  ilmuan barat tersebut lebih pada komponen yang terlibat    dalam berkomunikasi. Mereka melihat proses komunikasi akan efektif jika kurang gangguan. Keduanya tidak melihat dari segi etikanya.
b. Model komunikasi dalam pandangan Alqur’an lebih menekankan pada aspek etika dan tata cara berkomunikasi yang baik. Sehingga tidak menimbulkan dampak negatif (missunderstanding) saat berinteraksi dengan orang lain.
c. Dari segi persamaannya, baik Alqur’an dan ilmuan memandang komunikasi adalah faktor yang sangat urgen dalam pencapaian tujuan. Cara dan model yang digunakan dalam berkomunikasi sangat dianjurkan untuk diperhatikan.
REFERENSI
Al-Qur’an dan terjemahanya Depag RI, PT kumodasmono Grafindo Semarang, tahun 1994.
Asad M. Alkalali, ”Kamus Indonesia Arab”, PT Bulan Bintang, Jakarta 1997, hlm276.
Harun Yahya, “Nilai-Nilai Moral Al-Qur’an”, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, tahun 2003.
Rauf. 2009. “Model Komunikasi dalam Alqur’an” (http://www.ummurasyidan.multiply.com diakses 25 Desember 2009).
Widjono Hs, “ BAhasa Indonesia”, PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta 2007, hlm 160.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar